Selasa, 11 Oktober 2022

2.3.a.8. Koneksi Antar materi modul 2.3

 Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.” 

Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat  yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coachingTut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among (menuntun).  Dalam relasi guru dengan guru, seorang coach juga dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Oleh sebab itu, empat (4) cara berpikir ini dapat melatih guru (coach/pamong) dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam setiap perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan pembelajaran.

Guru sebagai seorang coach memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kenyamanan bagi murid melalui keterampilan berkomunikasi dengan baik sehingga bisa menumbuhkan rasa empati, saling menyayangi, menghormati dan menghargai antara guru dan murid. 

Peran saya  sebagai coach di sekolah, kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional antara lain:

1.      Guru sebagai pendidik perlu memilik ketrampilan coaching sehingga dapat memaksimalkan potensi murid dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik.

2.      Dalam proses coaching murid diberi kebebasan, namun pendidik sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar murid lebih terarah.

3.       Melalui proses coaching ini guru bisa membantu murid untuk mencapau tujuannya yaitu merdeka dalam pembelajaran.

Keterikaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran, sebagai upaya untuk mencapai tujuan salah satu proses menuntun tersebut dapat dilakukan dengan cara coaching. Dalam proses coaching seorang guru berperan sebagai coach yang dapat menuntun murid sebagai coachee dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk menggali segala potensi dan kemampuan yang dimiliki murid dengan tujuan menuntun dan mengarahkan untuk mencari solusi bagi masalah mereka sendiri.

Coaching dalam konteks pendidikan memiliki peran:

1.      Coaching sebagai salah satu proses untuk menuntun belajar murid mencapai kekuatan kodratnya.

2.      Sebagai seorang pamong gurudapat memberikan tuntunan melalui pertanyaan-pertanyaan reflrktif tang efektif agar

Guru sebagai seorang coach memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kenyamanan bagi murid melalui keterampilan berkomunikasi dengan baik sehingga bisa menumbuhkan rasa empati, saling menyayangi, menghormati dan menghargai antara guru dan murid. 

Peran guru sebagai coach di sekolah, kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional antara lain:

1.      Guru sebagai pendidik perlu memilik ketrampilan coaching sehingga dapat memaksimalkan potensi murid dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik.

2.      Dalam proses coaching murid diberi kebebasan, namun pendidik sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar murid lebih terarah.

3.       Melalui proses coaching ini guru bisa membantu murid untuk mencapau tujuannya yaitu merdeka dalam pembelajaran.

Dengan kemampuan dan keterampilan bertanya dari seorang coach dapat menumbuhkan/menstimulus kesadaran bagi murid untuk mengenali segala potensi/kekuatan srta kemampuan yang dimilikinya sehingga murid tersebut menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Dalam proses coaching ini, peran  guru dan murid adalah sebagai  mitra dalam peoses pembelajaran. 

Belajar bersama mengenali kekuatan yang dimiliki untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan murid. Ibarat menemukan sebongkah intan, bagaimanakah upaya-upaya untuk menggosoknya supaya intan tersebut dapat bersinar dengan cemerlang. Untuk itu upaya guru akan sangat membantu murid bisa bersinar, menemukan kekuatan untuk bisa hidup sebagai manusia seutuhnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan potensi dan kemampuan murid adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional( PSE), pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan minat, profil dan kesiapan belajar. 

Guru sebagai coach akan selalu berupaya untuk menggali kebutuhan belajar murid dengan mendesain bagaimana agar proses pembelajaran mampu untuk memaksimalkan segala potensi yang dimiliki oleh murid-muridnya. Selain itu juga, secara social emosional segala potensi murid dapat berkembang secara baik. 

Aspek berkmunikasi untuk mendukung praktik coaching yaitu: 

1) Komunikasi assertif, 

2) Pendengar yang aktif, 

3) Bertanya reflektif, dan

4) Umpan balik positif. 

Dalam proses coaching ini ada satu model yang biasa digunakan oleh seorang coach yaitu model TIRTA yang meliputi langkah-langkah:

Refleksi terhadap proses coaching di sekolah:

1.       Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat membantu murid untuk menuntun segala kekuatan kodratnya yang ada pada dirinya.

2.       Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat membantu murid untuk mampu hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

3.       Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat menuntun murid untuk memperoleh kemerdekaan belajar di sekolah.

Selasa, 27 September 2022

2.2.a.9. Aksi Nyata - Modul 2.2



 Peristiwa

Kegiatan awal yang saya lakukan pada modul 2.2 yaitu saya melakukan aktivitas LMS dengan melewati tahapan alur MERDEKA yang di mulai dari tahapan Mulai dari Diri pada tanggal 12 September 2022 dan dilanjutkan Eksplorasi konsep tanggal 13-14 September 2022 dan 15 -16 September 2022 pada ruang kolaborasi. Pada ruang kolaborasi saya mendapat kelompok 2 pada bagian skenario pengembangan implementasi pembelajaran sosial emosional pada peserta didik dan pendidik serta tenaga kependidikan pada tingkatan Sekolah Dasar (SD) yang beranggotakan saya sendiri, Pak Andik, dan Bu Iim. Selanjutnya pada 17 -19 september pada ruang demontrasi kontekstual kami diarahkan untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional. Selanjutnya pada 20-21 kami melakukan kegiatan diskusi pada ruang elaborasi pemahaman dengan instruktur sebagai pemateri. Dengan mengikuti kegiatan tersebut wawasan saya semakin bertambah mengenai pembelajaran sosial emosional. Aksi nyata dilakukan pada tanggal 22 September 2022 saya menuliskan sebuah deskripsi singkat tentang bagaimana menerapkan sosial emosional dalam kegiatan kita sehari-hari terutama di lingkungan tempat kita bekerja salah satunya dengan penerapan mindfulness dengan teknik STOP.

Perasaan

Walaupun di awal materi ini terasa sangatlah asing dan sulit dipahami akan tetapi lama-kelamaan dalam prosesnya saya merasa sangat senang dan antusias sekali mendapatkan materi pembelajaran sosial dan emosinal dan bagaimana kita bisa menerapkannya pada murid dan tenaga pendidik dan kependidikan lainnya. Materi mindfulness yaitu kesadaran penuh dalam pembelajaran sosial dan emosinal apalagi adalah hal yang penting. Selama ini saya juga melakukan hal bagaimana mengawali pembelajaran dan membuat murid bisa fokus tapi itu tidak bisa berjalan lama. Dengan teknik STOP untuk manajemen diri perlu diterapkan.. 

Pembelajaran

PSE membuat kita bisa mengontrol emosional diri kita dan juga dapat memberikan kenyamanan siswa dalam mencapai kesejahteraan psikologi sehingga siswa akan merasa dihargai sebagai manusia dan anggota masyarakat. Sebagai pendidik, PSE sangat bermanfaat dalam mengelola emosi, berempati dan semua Kompetensi Sosial dan Emosional lainnya.

Penerapan

Yang harus saya perbaiki adalah cara membelajarkan siswa dengan sosial emosional dengan meminta refleksi terhadap siswa dan teman sejawat, sehingga saya bisa memperbaiki kekurangan saya dan harapannya menjadi lebi baik di kemudian dari. Selain itu saya juga akan melakukan sosialisasi kepada teman sejawat baik di sekolah maupun melalui forum MGMP dengan berdiskusi, seminar, worshorp dan lainnya sehingga sebagai calon guru penggerak saya bisa menjadi pemimpin dan agen perubahan di bidang pendidikan.

Koneksi antar materi modul 2.2

 Koneksi antar materi modul 2.2

  1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran yang saya lakukan baik-baik saja sudah memenuhi standar,  sehingga saya mengajar berdasarkan perencanaan dan tidak terlalu memperhatikan kondisi emosional siswa.
    Setelah mempelajari modul ini, ternyata banyak hal baru yang saya pelajari berkenaan dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dengan melakukan pembelajaran sosial dan emosional ini banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh murid, diantaranya adalah :

  1. 3Peningkatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan menumbuhkan perilaku positif

  2. Lingkungan belajar yang suportif yang dapat mengurangi perilaku negatif

  3. Peningkatan sikap pada diri sendiri, respek, dan toleran terhadap orang lain

Pembelajaran sosial dan emosional (PSE) sendiri adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah dengan menerapkan pengetahuan, ketrampilan, sikap positif sosial dan emosional. 

2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah :

  1. Kompetensi Sosial Emosuonal ( KSE ), meliputi :

  • Kesadaran Diri

  • Manajemen Diri

  • Kesadaran Sosial

  • Ketrampilan Berelasi

  • Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab

  1. Kesadaran penuh ( Mindfulness )

         Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan pengertian secara sadar /  

         sengaja pada kondisi sekarang. Praktik kesadaran penuh dilakukan dengan berlatih.

         Salah satu teknik yang dapat dilakukan adalah : 

         STOP : 

         








        Beberapa teknik lain yang dapat disesuaikan dengan kebiasaan dan hobi Anda, seperti: 

         membuat jurnal, menggambar, mendengarkan musik, ungkapkan perasaan, dan  fokus pada 3 

        hal yang dirasakan, dilihat dan didengar.     


  1. Implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah,  

         4 indikator pembelajaran sosial dan  emosional yang berkaitan dengan kelas dan  

         sekolah, yaitu: 

  1. Pengajaran eksplisit

  2. Integrasi dalam  praktek mengajar guru dan kurikulum akademik

  3. Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah

  4. Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah



3. Berkaitan dengan no 2, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:
a. bagi murid-murid :

    Saya akan mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional dalam 

               pembelajaran di kelas dengan mengintegrasikan KSE dalam kegiatan dan aktifitas 

               pembelajaran, menciptakan iklim kelas dan budaya positif sehingga menumbuhkan 

               perilaku yang positif yang akan membuat siswa merasa nyaman, aman berada disekolah ( 

               wellbeing )

b. bagi rekan sejawat:

    Bagi rekan sejawat saya akan mengimplementasikan PSE PTK melalui kegiatan belajar, 

    berkolaborasi dan menjadi teladan.


Keterkaitan dengan modul sebelumnya :

Materi dalam modul ini yaitu Pembelajaran sosial dan emosional ) PSE ) ini  sejalan dengan peran pendidik  yang disampaikan Ki Hajar Dewantara. Pendidik adalah  penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,  agar  mereka  sebagai  manusia dan anggota  masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pemikiran KHD tersebut  mengingatkan bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna. Kita merencanakan  secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk mewujudkan kekuatan (potensinya). Pembelajaran holistik yang memberikan mereka pengalaman untuk dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.


Selasa, 13 September 2022

Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

 Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya di Kelas

Oleh : Andik Sam Sanjaya

CGP Angkatan 5 Kabupaten Jombang

Sumber : http://inovasimelayu.blogspot.com/

“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” (Ki Hajar Dewantara)

Minggu, 11 September 2022

HASIL AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF


HASIL AKSI NYATA MODUL 1.4 

BUDAYA POSITIF


Oleh: Andik Sam Sanjaya 
CGP Angkatan 5 Kabupaten Jombang


Latar Belakang 

Budaya positif di sekolah merupakan sebuah kesepakatan bersama yang diyakini bersama untuk dijalankan di sekolah. Budaya positif sangat penting bagi siswa dalam mengembangkan kodrat mereka oleh karena itu sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, sekolah yang ramah anak, agar murid-murid merasa nyaman, merdeka, dalam mengembangkan dirinya dengan penuh rasa tanggung jawab dan memiliki karekter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Jumat, 26 Agustus 2022

IPA Kelas 6

VEGETATIF BUATAN

1. Mencangkok



Perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cangkok adalah menumbuhkan akar tumbuh dari batang tanaman yang dicangkok. Lewat akar tumbuh dari batang tanaman itu kita bisa mendapatkan tanaman baru. Sifat dari tumbuhan yang dihasilkan akan sama dengan induk.

Senin, 09 Agustus 2021

Pembelajaran IPS Kelas 6 tema Proklamasi Kemerdekaan

 PROKLAMASI RI 17 AGUSTUS 1945

Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat pergi ke Dalat, Saigon untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi, Panglima Besar Tentara Jepang di Asia Tenggara. Panglima tersebut menyampaikan informasi kepada pemerintah Indonesia bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Jepang berusaha mendapatkan simpati kepada rakyat Indonesia agar kita mau membantu Jepang memerangi Perang Timur Raya.

Saat itu tentara Jepang sedang terdesak oleh tentara sekutu. Beberapa wilayah Jepang dijatuhi bom oleh tentara musuh. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang memutuskan untuk menghadiahkan kemerdekaan. Pertemuan antara Panglima Jepang dan Pemerintah Indonesia memicu pertentangan di dalam negeri. Terjadilah perbedaan pendapat antara tokoh golongan tua dan golongan muda. Golongan muda tidak ingin kemerdekaan Indonesia diatur oleh Jepang. Mereka menginginkan proses kemerdekaan Indonesia disiapkan oleh bangsa Indonesia tanpa ada campur tangan asing.