Senin, 22 April 2013

CONTOH PTK BAB 1 - 5

-->
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching is primarily and always the stimulation of learner (Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif.
Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai faktor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya ditinjau kembali.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran dengan pemberian balikan dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Sejarah, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran dengan pemberian balikan,  guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
Pada mata pelajaran IPS dikelas V semester 2 SDN Bugasur Kedaleman 1, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, guru menjelaskan materi tentang   tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan, pada saat pembelajaran berlangsung banyak peserta didik yang kelihatan mengantuk dan kurang memperhatikan materi yang dijelaskan guru. Saat guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang telah dijelaskan, banyak peserta didik yang kurang mengerti dan tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Saat guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi, banyak peserta didik yang tidak bisa mengerjakan lembar diskusi kelompok dan malah membuat gaduh. Kemudian peserta didik mengerjakan lembar evaluasi.
Diakhir pembelajaran, guru memeriksa hasil lembar diskusi kelompok dan lembar evaluasi dan ternyata hasilnya sangat mengecewakan dari 4 kelompok yang dibentuk saat berdiskusi, tidak ada kelompok yang mengerjakan dengan benar dan hanya 6 peserta didik yang bisa mengerjakan soal evaluasi dari 12 peserta didik dikelas tersebut.
Nilai  pada mata pelajaran IPS tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan, dikelas V semester 2 SDN Bugasur Kedaleman 1, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, masih dibawah ketuntasan belajar yang mencapai tingkat penguasaan materi, yaitu hanya 33% dari 12 peserta didik. Untuk meningkatkan penguasaan peserta didik dalam materi pelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan nilai yang diperoleh peserta didik, hasil refleksi guru, dialognya dengan peserta didik dan teman sejawat menunjukkan bahwa pembelajaran IPA tersebut mengalami kegagalan karena :
  1. Guru tidak menggunakan media dalam pembelajarannya
  2. Guru menerangkan dengan cara yang monoton atau tidak bervariasi
Untuk itulah guru selaku peneliti perlu mengadakan perbaikan dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran IPS khususnya tentang kemampuan siswa untuk menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga dapat tercapai.
Disini peneliti menggunakan media gambar, karena diantara media pembelajaran, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Ada pepatah "a picture worth a thousand word" sebuah gambar dapat berarti seribu kata

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas ditemukan penyebab terjadinya masalah, maka masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah :
  1. Apakah penerapan media gambar dapar memperbaiki hasil belajar siswa kelas 5 SDN Bugasur Kedaleman I pada materi tentang   tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan?
  2. Bagaimanakah pengaruh media gambar terhadap hasil berlajar materi tentang   tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan di kelas 5 SDN Bugasur kedaleman I ?

C.    Tujuan
Penulis melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dan mengatasi masalah dalam pembelajaran IPS.
Tujuan penelitian ini adalah :
  1. Mendeskripsikan keprofesionalan guru dalam mengolah pembelajaran menggunakan media gambar untuk memperbaiki hasil belajar IPS di kelas 5 SDN Bugasur Kedaleman I.
  2. Untuk mengungkap pengaruh media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Bugasur Kedaleman I pada materi tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia
.
D.    Manfaat
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi :
  1. Peserta didik
a.      Meningkatakan prestasi belajar peserta didik
b.     Mendapatkan informasi tentang pengaruh media terhadap prestasi belajar peserta didik
c.      Mengetahui cara baru untuk membantu memahami materi
  1. Guru
a.      Memberikan informasi pengetahuan dan landasan tentang media pengajaran yang sesuai untuk membantu pemahaman peserta didik
b.     Sebagai saran dalam menciptakan pembelajaran yang menarik
  1. Institusi (Sekolah/LPTK)
a.      Sebagai masukan pengetahuan dan informasi tentang penggunaan media pengajaran di Sekolah Dasar
b.     Sebagai bahan kajian-kajian baru dalam menambah khazanah ilmu pendidikan dan pengajaran
c.      Sebagai masukan dan pertimbangan bagi penelitian-peneliyian tindakan kelas selanjutnya



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan inter disiplin (inter-disciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial (sosial science). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Antroplogi, Psikologi sosial, Sejarah, Geografi, Ilmu politik, Ekologi dan Ilmu-ilmu sosial lainnya.
IPS berusaha mengintegrasikan bahan/materi dari cabang-cabangilmu sosial dengan  mengangkat permasalahan sehari-hari di masyarakat sekelilingnya. IPS tidak sama dengan ilmu-ilmu sosial, walaupun bidang perhatiaanya sama,yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.Ilmu-ilmu sosial dipolakan untuk mengembangkan "human knowledge" melalui penelitian, penemuan, eksperimen dan sebagainya, dengan materi dan permasalahan yang kompleks. Sedangkan IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan instruksional dengan materi-materi yang sederhana, menarik, mudah dimengerti dan dipelajari serta bermanfaat bagi Peserta didik khususnya tingkat dasar yaitu sebagai bekal hidup di lingkungan masyarakatnya.
Selain pengertian IPS di atas terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli :
1.     The Committee on the sosial studies of the National Education Association’s and Recognization of Secondary Education in 1916, mendefinisikan IPS sebagai "ilmu yang mempunyai bahan-bahan pokok yang langsung berhubungan dengan tata susunan masyarakat"
2.     Menurut Jarolimek, 1967, dalam bukunya mengemukakan bahwa studi sosial (IPS) itu adalah mengkaji manusia dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan fisiknya. Sedangkan Wesley lebih memberikan tekanan dan membedakan IPS dengan ilmu sosial sebagai "those portions of the social science selected for instructional purpose" (bagian-bagian dari ilmu-ilmu sosial yang dipilih untuk tujuan pendidikan)
3.     Dalam GBPP Sekolah Dasar, 1994. IPS adalah "Mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan-bahan kajian ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi dan sejarah".
4.     Sedangkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004. Dikatakan bahwa "Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social".
Dari pengertian diatas tampak jelas bahwa IPS terdiri dari himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial yang diambil dari realita kehidupan sehari-hari di masyarakat. Karena itu di sekolah anak didik mempelajari ilmu sosial  seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, ilmu-ilmu sosial lainya secara sendiri-sendiri tidak sesuai kenyataan dimasyarakat, sehingga dilihat dari sudut kepentingan anak didik tidak banyak manfaatnya.
Selain itu materi pelajaran bagi anak Sekolah Dasar dipilih materi pelajaran yang sesuai baik dilihat dari sudut kedewasaan anak maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis anak didik, serta materi pelajarannya dibuat secara terpadu.

B.    Hasil Belajar
1.     Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula  dengan hasil yang dicapai dalam belajar.  Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui dari pendapat ahli pendidikan.  Hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar.   
Agar tidak menyimpang dari pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara per kata terlebih dahulu.  Belajar berasal dari kata “ajar” mendapat awalan “ber” yang kemudian menjadi kata jadian “belajar” mengandung makna proses belajar.  Kata belajar menunjuk arti apa yang  harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran,  bukan sekedar menghapal, bukan pula sekedar mengingat (Sardiman,1998:34).   Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan, pemahaman, dan sikapnya.
Hasil belajar dari gabungan kata hasil dan kata belajar.  Hasil belajar diartikan sebagai keberhasilan usaha yang dapat dicapai  (Winkel,1998:162).  Hasil belajar merupakan keberhasilan  yang telah dirumuskan guru berupa kemampuan akademik.  Winarno Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa hasil  belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar.  Hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar.  Dalam hasil belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor (Sunaryo,1983:4).
Hasil  belajar  seseorang  diperoleh  mulai  dari  pengalaman langsung,  kenyataan  yang  ada  di  lingkungan  kehidupan  seseorang  kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (Arsyhar , 2011).
Syamsudin (2002:156) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan perubahan yang diharapkan terjadi pada perilaku dan pribadi siswa setelah mengalami dan melalui proses belajar"
Sedangkan Robert  M.   Gagne  (1988:  65)  bahwa  “dalam  setiap  proses  akan  selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang”
Soedijarto  (2007:  49)  mendefinisikan  hasil  belajar  adalah  “tingkat  penguasaan  yang  dicapai  oleh  pelajar  dalam  mengikuti  program  belajar-mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan”
Sedangkan  menurut  Hewindati  dan  Suryanto  (2007)  mengemukakan bahwa hasil belajar adalah:
“Suatu proses di mana suatu organisme mengalami perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi jika di dalam diri  anak  telah  terjadi  perubahan,  perubahan  tersebut  diperoleh  dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan”.  
          (sumber:http://idb4. wikispaces. com)
 Berdasarkan  penjelasan  para  ahli  di  atas  yang  dimaksud  dengan  hasil belajar  adalah  perubahan  yang  terjadi  setelah  siswa  atau  seseorang mengalami  suatu  proses  belajar  yang  dilaluinya  hingga  periode  atau  titik tertentu.
2.     Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
b.     Faktor  internal
Faktor  internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.  
1)  Kesehatan anak
2)  Rasa aman
3)  Kemampuan dan minat
4) Kebutuhan diri anak akan sesuatu yang akan dipelajari (Rustiyah
NK,1995:123).  
c.      Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.  
1)  Lingkungan belajar, iklim, dan teman belajar.   
2)  Motivasi dari luar (Rustiyah NK,1995:123).

C.    Pengertian Media Pengajaran
Media Pengajaran memiliki bebrapa pengertian yang hampir sama dengan alat pengajaran atau alat peraga. B. Suryo Subroto (1984) berpendapat bahwa tiga macam sarana pendidikan yaitu alat pengajaran, alat peraga dan Media Pengajaran.
Alat pengajaran merupakan alat bantu yang digunakan secara langsung dalam pengajaran dan juga alat bantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik. Digunakan sebagai perantara dalam proses mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan.
Media berasal dari bahasa latin "medium" yang memiliki arti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan. Sedangkan Buggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar, missal :buku,CD dan lain-lain.
            Definisi media pendidikan (pengajaran) menurut beberapa ahli :
1)     Gagne dan Reiser (1983 : 3)
Alat fisik dimana pesan instruksional dikomunikasikan
2)     Dijne Borman Rumumpuk (1988 : 6)
Setiap alat baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi dengan tujuannya untuk meningkatkan efektivitas belajar mengajar
Media Pengajaran secara umum yaitu segala alat pelajaran yang digunakan guru sebagai perantara dalam menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut.

D. Media Gambar
Media gambar untuk membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, tidak terkecuali untuk anak-anak Sekolah Dasar. Secara umum fungsi media gambar menurut Basuki dan Farida (2001: 42) yaitu:
1)      Mengembangkan kemampuan visual
2)      Mengembangkan imanijasi anak
3)      Membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas
4)      Mengeningkan kreativitas siswa
“Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas”. (Azhar Arsyad,2002: 23). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jika penggunaan media gambar tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan dan disertai dengan penjalasan – penjelasan yang sesuai dan tepat yang dapat menunjukkan keadaan yang digambarkan serta gambar dan penjelasan – penjelasan tersebut dapat disajikan secara terorganisir, jelas dan spesifik, sehingga dapat  digunakan sebagai alat komunikasi dalam elemen – elemen pengetahuan dalam sebuah pembelajaran, maka kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
Seperti yang di kemukakan oleh Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc Donald and Al P. Mizell (2003: 286) yang menyatakan bahwa :
Every visual consists of number of elements presented in adeliberate arrangement. There are three primery categories of design elements: visual, text, and affective elements. Visual elements may include graphics, symbol, real object, or organizational visuals. Text elements include all aspects of textual presentation, ranging from the word choosen to the font style, colors, and size used. Affective elements are those components of visual that can elicit a response from the viewer, such as pleasure, surprise, or humor. Selecting and arranging these elements appropriately result in effective display. Folling the guidelines discussed here will assist you in creating clear and effective visual.
   Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan jika tidak digambarkan. Maksud dari uraian diatas adalah bahwa dengan penggunaan media gambar, dapat menarik perhatian, jika perhatian siswa sudah tertarik, maka siswa semangat untuk belajar serta membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa dan dapat menghidupkan pelajaran, sehingga dengan semangat belajar yang meningkat dan disertai penggunaan media gambar yang tepat dan sesuai dengan materi dapat dijadikan sebagai alat pengingat, maka hasil belajar siswa akan meningkat.
Menurut Levie dan Lenz dalam bukunya Azhar Arsyad ( 2002: 16) menyatakan bahwa “Media pembelajaran, khususnya media visual (gambar) mempunyai 4 fungsi  yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi kognitif, (c) afektif serta (d) fungsi  kompentsatoris”.
“Media visual (gambar) dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan dikelas”. (Angkowo dan A Kosasih, 2007: 28). Secara singkat dapat dikatakan bahwa media gambar dapat  meningkatkan hasil belajar siswa.

D.  Kerangka Berfikir
Sebagaimana teori yang dikaji tersebut di atas, bahwa  media memiliki fungsi untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan.  Media berperan penting dalam meningkatkan keberhasilan siswa  karena  melalui  penggunaan media  siswa dapat mengamati, menaksir, dan meramalkan   berbagai hal baik melalui  indera penglihat, peraba maupun pendengar.
Keterlibatan  alat-alat indera  menggairahkan siswa  dalam belajar sehingga  akan mudah terangsang untuk  mencoba melakukan sesuatu  hal yang diperlukan.
Dengan pengembangan kemampuan visual, imajinasi serta penguasaan terhadap hal yang abstrak, maka siswa secara tidak langsung dapat memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna karena siswa memperoleh pengetahuan yang telah disampaikan oleh guru. Dengan begitu akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik SDN Bugasur Kedalema I pada materi tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia.

E.  Hipotesis Tindakan
Hipotesis  tindakan dalam penelitian ini adalah “melalui penerapan media gambar  maka hasil  belajar siswa  kelas V SD Negeri Bugasur Kedaleman I  Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang dalam mendiskripsikan tokoh kemerdekaan Indonesia akan meningkat ”


BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian
  1. Lokasi Penelitian
Penulis mengadakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPS kelas V dengan materi tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan di SDN Bugasur Kedaleman 1, Kabupaten Jombang dengan perincian sebagai berikut :
1.     Tanggal 23 Pebruari 2013, pukul 09.30-10.50, pelaksanaan pembelajaran IPS
2.     Tanggal 9 Maret 2013, pukul 09.30-10.50, pelaksanaan perbaikan siklus 1
3.     Tanggal 16 Maret 2013, pukul 09.30-10.50,pelaksanaan perbaikan siklus 2
4.     Teman sejawat, Retnaningsih S.Pd guru SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
  1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang dijadikan sasaran untuk memperoleh kesimpulan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Peserta didikkelas V SDN Bugasur kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.
Secara keseluruhan peserta didik kelas V berjumlah 12 peserta didik kondisi subjek penelitian ini diasumsikan relatif sama baik kemampuan dasar, guru, kurikulum, metode, materi, asal lingkungan keluarga dan tempat tinggal peserta didik.

B.   Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam  melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,      2003: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2003: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2003: 5).
            Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart  (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
 














Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
  1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran  model pengajaran terarah.
  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
  4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
            Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C.    Prosedur Penelitian Siklus I
  1. Perencanaan ( Planning)
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan penulis adalah :
a.       Membuat skenario pembelajaran yang terdiri dari langkah-langkah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan perbaikan yang dilakukan pada pembelajaran IPS  kelas V Sekolah Dasar dipaparkan pada kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam RPP
b.      Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melakukan tindakan perbaikan, termasuk mempersiapkan media pengajaran yang berupa tabel nama-nama tokoh
c.       Menyusun RPP yang lengkap
d.      Melakukan simulasi dengan teman sejawat yang hasilnya digunakan untuk memperbaiki RPP dan fasilitas belajar yang lebih baik
  1. Pelaksanaan (Acting)
Tindakan dimulai dengan guru mengucap salam dan dilanjukan dengan berdoa. Kemudian guru melakukan apersepsi berupa analogi tentang pembangunan rumah dengan mengumpamakan peran tokoh-tokoh atau pahlawan dalam persiapan kemerdekaan. Kemudian guru mengkomunikasikan tema dan tujuan pembelajaran.
Guru menjelaskan tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan, sambil tabel nama-nama tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan di papan tulis dengan bantuan peserta didik.
Sesekali guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk melihat apakah peserta didik paham akan materi yang diterangkan. Kemudian peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi mengisi tabel nama-nama tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. Kemudian tiap-tiap kelompok menunjuk perwakilannya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
Setelah itu, peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kelompok, kemudian peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan dilanjutkan dengan mengerjakan evaluasi yang diberikan guru. Di akhir pembelajaran, guru mengucap salam dan memotivasi peserta didik untuk belajar dirumah.
  1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrument berupa tes pada lembar diskusi kelompok dan lembar evaluasi peserta didik. Pada lembar diskusi kelompok, tiap kelompok disuruh mengisi tabel nama-nama tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan. Jawaban benar skor maksimal 20 untuk  mengisi nama atau peranan tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan. Pada lembar evaluasi, digunakan instrument jenis tes. Tes yang digunakan yaitu tes subjektif terdiri atas 5 soal dengan skor maksimal 20 tiap soal.
Data-data tentang proses pembelajaran dilkumpulkan oleh teman sejawat dengan mengisi instrument pengumpul data yang berupa lembar obsevasi selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung.
  1. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan penulis dalam kegiatan tersendiri dengan teman sejawat setelah pembelajaran usai. Hasil refleksi dicatat dan menghasilkan kesimpulan bahwa apabila belum mencapai tujuan perbaikan pembelajaran yang ditetapkan maka akan dilaksanakan siklus 2.

D.    Prosedur Penelitian Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, penulis melakukan perancangan ulang yang akan diterapkan pada siklus kedua. Sebelum merevisi rencana pembelajaran, terlebih dulu penulis membuat catatan-catatan permasalahan yang muncul pada siklus 1.

1.     Perencanaan ( Plnning)
Pada tahap ini, hal yang dilakukan peneliti adalah :
a.       Membuat langkah-langkah pembelajaran yang berkaitan dengan perbaikan pembelajaran pembelajaran IPS kelas V SD yang baru, dipapaparkan pada kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam RPP I
b.      Mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan
c.       Menyusun RPP 2 secara lengkap
d.      Melakukan simulasi dengan teman sejawat yang hasilnya dipakai untuk memperbaiki RPP dan fasilitas belajar yang lebih baik
2.     Pelaksanaan (Acting)
Siklus 2 merupakan penyempurnaan siklus 1 sebagaimana tertuang dalam rencana pembelajaran.
Proses pembelajaran dimulai dengan guru mengucap salam dan berdoa bersama-sama. Kemudian guru melakukan apersepsi berupa tanya jawab tenteng materi yang telah lalu. Kemudian guru mengkomunikasikan tema dan tujuan perbaikan pembelajaran.
Guru memasang media yang berupa gambar tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan.Kemudian guru menjelaskan tentang nama-nama  dan peranan tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan..Sesekali guru mengadakan tanya jawab untuk melihat apakah peserta didik paham akan materi yang diterangkan.
Setelah itu, guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. Setelah itu, peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing ke depan kelas secara bergantian.
Kemudian peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kelompok, peserta didik menyimpulkan materi yang telah diterangkan dengan bimbingan guru, dilanjutkan dengan peserta didik mengerjakan evaluasi yang diberikan guru. Di akhir pembelajaran,guru mengucap salam dan memotivasi peserta didik untuk belajar dirumah.
3.     Pengumpulan Data
Teknik dan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data sama dengan siklus 1, baik pada lembar diskusi kelompok, lembar evaluasi, dan lembar observasi yang diisi oleh teman sejawat.
4.     Refleksi
Setelah pembelajaran usai, penulis melakukan refleksi dengan teman sejawat. Berdasarkan data yang terkumpul penulis melakukan penelahaan untuk mencari kekurangan-kekurangan yang masih terjadi.
Apabila pembelajaran pada siklus 2 ini telah mencapai 75 % peserta didik menguasai materi maka tidak perlu melakukan perbaikan pembelajaran lagi.

E.   Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

F. Teknik  Analisis Data
       Analisi data dilaksanakan setelah memperoleh skor.   Skor yang diperoleh masih berupa skor mentah. Untuk memperoleh nilai jadi, diperlukan beberapa tranformasi skor ke dalam nilai standar yng mdipergunakan untuk memperoleh nilai jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik penentuan patokan dengan prosentase.
Adapun langkah – langkah analisis data sebagai berikut :
1. Menyusun distribusi frekuensi
2.  Norma Pengujian
    a.  Pembelajaran dikatakan berhasil jika 75 % peserta didik menguasai materi
    b. Penggunaan media dikatakan berhasil jika 80 % lembar observasi diisi 
       dengan tanda centang pada kolom “ya”.   
3.  Kriteria Penilaian
 a. Evaluasi
Tabel 1
Kriteria Penilaian Evaluasi
No.
Jumlah
Peserta didik
Yang menguasai
materi
Interval Prosentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubah Skala  Huruf
Keterangan

1.
2.
3.
4.
5.


10 - 12
7 -  9
5  -  6
3  -  4
0 -   2

88 % - 100%
66% - 83%
44% - 63%
22% - 39%
0% - 17%                                                                                                                                                                   

A
B
C
D
E

Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal


b. Observasi
Tabel 2
Kriteria Penilaian Evaluasi
No.
Jumlah aspek yang diisi tanda centang pada kolom” ya”

Interval Prosentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubah Skala  Huruf
Keterangan

1.
2.
3.
4.
5.


5
4
3
2
1

 100%
80%
60%
40%
20%                                                                                                                                                                  

A
B
C
D
E

Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal

            Hasil – hasil yang diperoleh akan berupa temuan – temuan dilapangan yang selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang untuk siklus kedua.                                           


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian

   Data penelitian ini diperoleh melalui pengamatan terhadap proses penelitian yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun hasil penelitian dapat peneliti uraikan sebagai berikut:

Tabel I
Hasil Tes Pembelajaran Sebelum Penelitian
KKM = 70
No
Nama peserta didik
Nilai sebelum
perbaikan
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Riski Novita Sari
Ira Rosana
Devy Laraswati
Putri Rahmawati
Riskiana Aprilia
Riskiani aprilia
Aldo Febrian
Nila Rahmawati
Ferdy Ardianto
Nurul Hidayatul
Mar’atu Fadilah
Novi Dwi arianti

 20
40
60
40
20
20
40
60
80
80
40
80
Belum tuntas
Belum tuntas
Belum tuntas
Belum tuntas
Belum tuntas Belum tuntas
Belum tuntas Belum tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum tuntas
Tuntas

  1. Hasil Penelitian Siklus I
Fokus perbaikan pada pembelajaran IPS kelas V mendapatkan SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 pada materi tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan dititik beratkan pada media pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pada siklus 1, media yang digunakan adalah tabel nama-nama tokoh dan peranannya dalam persiapan kemerdekaan, setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus 1, penulis mendapatkan data-data baik dari lembar diskusi kelompok, lembar evaluasi dan lembar observasi yang diisi oleh teman sejawat.
Data Hasil Diskusi Kelompok Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran IPS
Tabel 4

No.
Nama Kelompok
Nama Anggoata Kelompok
Nilai Sebelum Perbaikan
Nilai Perbaikan Siklus I
Ket
1.
Kelompok 1
1.Novi Dwi Arianti
2.Ferdy ardianto
3.Nurul Hidayatul

40
80

2.


Kelompok 2
1.Ira Rosana
2.Devy Laraswati
      3.Putri Rahmawati

40
60



3.
Kelompok 3
1.Riski Novita sari
2.Riskiana Aprilia
3.Riskiani Aprilia
20
60

4.
Kelompok 4
1.Aldo Febrian
2.Nila Nurhayati
3.Mar’atu fadilah
40
60



Diagram Hasil Diskusi Kelompok Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran IPS
Diagram 1
Berdasarkan hasil diskusi kelompok peserta didik kelas V SDN Bugasur Kedaleman I, hanya ada 1 kelompok yang bisa mengerjakan soal pada lembar diskusi kelompok yaitu pada kelompok 1. Nilai diskusi kelompok sudah mengalami peningkatan dari  pembelajaran sebelumnya. Tetapi masih belum bisa dikatakan berhasil karena hanya 1 kelompok yang bisa mengerjakan soal pada lembar diskusi kelompok.
Data Hasil Evaluasi IPS Kelas V
SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
Tabel 5

No.
Nama
Peserta didik
Nilai Sebelum Perbaikan
Nilai Pada Siklus 1
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Riski Novita Sari
Ira Rosana
Devy Laraswati
Mar’atu fadilah
Riskiana Aprilia
Riskiani aprilia
Aldo Febrian
Nila Nurhayati
Ferdy Ardianto
Nurul Hidayatul
Putri Rahmawati
Novi Dwi arianti
20
40
60
40
20
20
40
60
80
80
40
80
20
80
80
60
40
20
40
80
100
80
60
100


Diagram Hasil Evaluasi IPS Kelas V
SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
Diagram 2

            Berdasarkan hasil evaluasi peserta didik kelas V SDN Bugasur Kedaleman I pada mata pelajaran IPS hanya 5 anak yang bisa menjawab dengan benar soal yang ada pada lembar evaluasi atau hanya 44% dari keseluruhan peserta didik. Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa proses perbaikan pembelajaran sudah mengalami peningkatan dari sebelum perbaikan tetapi masih belum bisa dikategorikan berhasil karena belum mencapai tingkat ketuntasan yaitu 75 % dari keseluruhan .
Data Hasil Lembar Observasi
Oleh Teman Sejawat
Tabel 6

No
Aspek yang diamati
Penilaian
Keterangan
Ya
Tidak
1.

2.

3.


4.

5.




Apakah guru menggunakan media dalam pembelajarannya ?
Apakah  media yang digunakan guru sesuai dengan materi ?
Apakah guru memaksimalkan penggunaan media dalam pembelajarannya?
Apakah guru mengajak peserta didik dalam  penggunaan media?
Apakah media dapat membuat peserta didik antusias dalam pembelajaran?

ü   

ü   




ü   


ü   


ü   

Diagram Hasil Lembar Observasi
Oleh Teman Sejawat
Diagram 3
          Berdasarkan data yang diisi oleh teman sejawat pada lembar observasi, hanya 2 aspek yang diisi tanda centang pada kolom "ya". Jadi penggunaan media pada perbaikan pembelajaran dikatakan belum maksimal. 
  1. Hasil Penelitian Siklus 2
Fokus perbaikan pembelajaran IPS kelas V ini, masih pada media yang digunakan. Pada sikus 1, media yang digunakan adalah diagram dan masih belum mencapai tingkat keberhasilan, maka pada siklus 2 ini media diganti dengan gambar. Setelah perbaikan pembelajaran usai, penulis mendapatkan data-data baik dari lembar diskusi kelompok, lembar evaluasi, maupun lembar observasi yang diisi teman sejawat.
Data Hasil Diskusi Kelompok Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran IPS
Tabel 7

No
Nama Kelompok
Nama Anggota Kelompok
Nilai Sebelum Perbaikan
Nilai Perbaikan Siklus I
Nilai Perbaikan Siklus II
1.
Kelompok 1
Novi Dwi Arianti
Ferdy ardianto
Nurul Hidayatul

40
80
100
2.


Kelompok 2
      Ira Rosana
      Devy Laraswati
Putri Rahmawati
40
60
80


3.
Kelompok 3
Riski Novita sari
Riskiana Aprilia
Riskiani Aprilia
20
60
60
4.
Kelompok 4
Aldo Febrian
Nila Nurhayati
Mar’atu fadilah
40
60
80
Diagram Hasil Diskusi Kelompok Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran IPS
Diagram 4
            Dari data diatas ada 3 kelompok yang bisa mengerjakan lembar diskusi kelompok dengan benar.Penguasaan materi telah memenuhi harapan yang ditentukan.
Data Hasil Evaluasi IPS Kelas V
SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
Tabel 8

No.
Nama
Peserta didik
Nilai Sebelum Perbaikan
Nilai Pada Siklus 1
Nilai Pada Siklus 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Riski Novita Sari
Ira Rosana
Devy Laraswati
Putri Rahmawati
Riskiana Aprilia
Riskiani aprilia
Aldo Febrian
Nila Rahmawati
Ferdy Ardianto
Nurul Hidayatul
Mar’atu Fadilah
Novi Dwi arianti

20
40
20
40
20
20
40
60
80
80
40
80

20
80
80
60
40
20
40
80
100
80
60
100
40
100
100
80
80
80
60
100
100
100
80
100


Diagram Hasil Evaluasi IPS Kelas V
SDN Bugasur kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
Diagram 5
Berdasarkan data diatas, pada perbaikan siklus 2 ada 10 anak yang telah menguasai materi atau telah ada 80% dari keseluruhan peserta didik


Data Hasil Lembar Observasi
Oleh Teman Sejawat
Tabel 9

No.
Aspek yang diamati
Penilaian
Keterangan
Ya
tidak
1.

2.

3.


4.

5.

Apakah guru menggunakan media dalam pembelajarannya ?
Apakah  media yang digunakan guru sesuai dengan materi ?
Apakah guru memaksimalkan penggunaan media dalam pembelajarannya?
Apakah guru mengajak peserta didikdalam  penggunaan media?
Apakah media dapat  membuat
peserta didik antusias dalam pembelajaran?
ü   

ü   


ü   

ü   

ü   











Diagram Hasil Lembar Observasi
Oleh Teman Sejawat
Diagram 6
            Dari data lembar observasi yang diisi oleh teman sejawat ada 5 aspek atau semua aspek telah diisi tanda centang atau dengan kata lain proses perbaikan pembelajaran dengan fokus pada media telah 100% berhasil menurut teman sejawat.     

B.    Pembahasan
  1. Pembahasan siklus 1
Setelah proses perbaikan pembelajaran siklus 1 penulis mengumpulkan data-data yang dijadikan dasar refleksi dan analisis. Data-data didapat dari lembar diskusi kelompok, lembar evaluasi peserta didik dan lembar observasi oleh teman sejawat.
Data-data yang telah di kumpulkan oleh penulis baik dari lembar diskusi kelompok, lembar evaluasi, dan lembar observasi menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus ini sudah mengalami peningkatan dari sebelum perbaikan. Jumlah peserta didik yang menguasai materi meningkat dari 3 anak menjadi 5 anak.Prosentasenya juga mengalami peningkatan dari 33 % menjadi 44 %.
Peningkatan jumlah peserta didik yang bisa mengerjakan evluasi belum bisa dikatakan berhasil karena belum mencapai 75 %.Proses pembelajaran pada lembar observasi juga masih mencapai 44%.Hasil ini menunjukkan bahwa penulis masih harus melakukan perbaikan pembelajaran lagi atau membuat siklus 2. Penulis menitikberatkan pada media pengajaran.Siklus 1, media yang digunakan hanya berupa tabel nama tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan
Media yang digunakan sudah dapat meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu penulis menggunakan media yang lain yaitu media gambar.Media ini dirasa penulis lebih dapat membuat peserta didik  tertarik pada pembelajaran.
  1. Pembahasan Siklus 2
Penulis mencoba mengumpulkan data-data yang telah didapat selama proses perbaikan pembelajaran. Hasil refleksi dan analisis data yang dilakukan penulis berdasarkan data-data yang dikumpulkan menunjukkan adanya peningkatan nilai pada evaluasi peserta didik hasil diskusi kelompok dan penilaian pembelajaran pada lembar observasi.
Peningkatan ini sudah pembelajaran yang berhasil karena jumlah peserta didik yang bisa mengerjakan lembar evaluasi sudah mencapai 80 % dan lembar observasi tentang penggunaan media yang diisi teman sejawat sudah mencapai 100%.
Hasil ini menunjukkan proses perbaikan pembelajaran menjelaskan    tokoh-tokoh dan peranan yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan di kelas V semester 2 SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang dikatakan berhasil setelah mencapai 2 kali siklus dengan menggunakan media gambar.




BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A.    Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut::
1.     Penggunaan media pengajaran yang berupa gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS di SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
2.     Penggunaan media pengajaran dapat meningkatkan minat atau perhatian peserta didik pada proses pembelajaran IPS di SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
B.    Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini dianjurkan bagi pengajar IPS kelas V SD sebagai berikut :
1.     Agar hasil belajar peserta didik mencapai hasil yang optimal.guru IPS SD hendaknya menggunakan media pengajaran yang berupa gambar.
2.     Agar peserta didik memiliki minat  atau perhatian pada proses pembelajaran IPS SD hendaknya guru menggunakan media pengajaran yang berupa gambar.
3.     Dalam penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran  perlu ditunjang  persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa menggunakan media gambar  dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar