BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar
pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan
nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan
pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang
berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu,
upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan
pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas
pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan
tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi
apapun.
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga
kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan,
penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan
sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga
pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, dan
terampil dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu
anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas,
membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran
berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan
tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan professional yang
tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru
perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik
cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan
potensinya masing-masing.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang
dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar
mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan
bahan pelajaran, tetapi teaching is
primarily and always the stimulation of learner (Wetherington, 1986:
131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata
pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun
mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan
bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif.
Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran,
maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan
belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai
faktor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana
tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik
dan persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran
khusus. Jika hanya tujuh puluh lima
persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar
mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal), maka proses
belajar mengajar berikutnya hendaknya ditinjau kembali.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan
mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana
tahunan. Dalam perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok
yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik
evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang
tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat
peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat
evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu
dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan,
terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan,
sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih
lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun
non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan
perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan
sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas
belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang
mengacu pada pembelajaran dengan pemberian balikan dalam penyampaian materi dan
mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Sejarah, agar siswa dapat
memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran
dengan pemberian balikan, guru akan
memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin
dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada
siswa.
Pada mata pelajaran IPS dikelas V semester 2 SDN Bugasur
Kedaleman 1, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, guru menjelaskan materi tentang
tokoh-tokoh yang terlibat dalam
persiapan kemerdekaan, pada saat pembelajaran berlangsung banyak peserta didik yang
kelihatan mengantuk dan kurang memperhatikan materi yang dijelaskan guru. Saat guru
mengadakan tanya jawab tentang materi yang telah dijelaskan, banyak peserta
didik yang kurang mengerti dan tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan
guru.
Saat guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok untuk berdiskusi, banyak peserta didik yang tidak bisa mengerjakan
lembar diskusi kelompok dan malah membuat gaduh. Kemudian peserta didik
mengerjakan lembar evaluasi.
Diakhir pembelajaran, guru memeriksa hasil lembar
diskusi kelompok dan lembar evaluasi dan ternyata hasilnya sangat mengecewakan dari
4 kelompok yang dibentuk saat berdiskusi, tidak ada kelompok yang mengerjakan
dengan benar dan hanya 6 peserta didik yang bisa mengerjakan soal evaluasi dari
12 peserta didik dikelas tersebut.
Nilai pada mata
pelajaran IPS tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan, dikelas
V semester 2 SDN Bugasur Kedaleman 1, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, masih
dibawah ketuntasan belajar yang mencapai tingkat penguasaan materi, yaitu hanya
33% dari 12 peserta didik. Untuk meningkatkan penguasaan peserta didik dalam
materi pelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran IPS melalui
penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan nilai yang diperoleh peserta didik, hasil
refleksi guru, dialognya dengan peserta didik dan teman sejawat menunjukkan
bahwa pembelajaran IPA tersebut mengalami kegagalan karena :
- Guru tidak menggunakan media dalam pembelajarannya
- Guru menerangkan dengan cara yang monoton atau
tidak bervariasi
Untuk itulah guru selaku peneliti perlu mengadakan perbaikan
dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran IPS khususnya tentang kemampuan
siswa untuk menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di
lingkungan keluarga dapat tercapai.
Disini peneliti menggunakan media gambar, karena diantara
media pembelajaran, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar
merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Ada pepatah "a picture worth a thousand word" sebuah
gambar dapat berarti seribu kata
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas
ditemukan penyebab terjadinya masalah, maka masalah yang menjadi fokus
perbaikan adalah :
- Apakah penerapan media gambar dapar memperbaiki
hasil belajar siswa kelas 5 SDN Bugasur Kedaleman I pada materi tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam
persiapan kemerdekaan?
- Bagaimanakah pengaruh media gambar terhadap hasil
berlajar materi tentang
tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan di kelas 5
SDN Bugasur kedaleman I ?
C. Tujuan
Penulis melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik dan mengatasi masalah dalam pembelajaran IPS.
Tujuan penelitian ini adalah :
- Mendeskripsikan keprofesionalan guru dalam mengolah
pembelajaran menggunakan media gambar untuk memperbaiki hasil belajar IPS
di kelas 5 SDN Bugasur Kedaleman I.
- Untuk mengungkap pengaruh media gambar terhadap
hasil belajar siswa kelas 5 SDN Bugasur Kedaleman I pada materi
tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia
.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi :
- Peserta
didik
a.
Meningkatakan prestasi belajar peserta didik
b.
Mendapatkan informasi tentang pengaruh media terhadap
prestasi belajar peserta didik
c.
Mengetahui cara baru untuk membantu memahami materi
- Guru
a.
Memberikan informasi pengetahuan dan landasan tentang
media pengajaran yang sesuai untuk membantu pemahaman peserta didik
b.
Sebagai saran dalam menciptakan pembelajaran yang
menarik
- Institusi (Sekolah/LPTK)
a.
Sebagai masukan pengetahuan dan informasi tentang
penggunaan media pengajaran di Sekolah Dasar
b.
Sebagai bahan kajian-kajian baru dalam menambah
khazanah ilmu pendidikan dan pengajaran
c.
Sebagai masukan dan pertimbangan bagi penelitian-peneliyian
tindakan kelas selanjutnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan perwujudan
dari satu pendekatan inter disiplin (inter-disciplinary approach) dari
pelajaran ilmu-ilmu sosial (sosial science). IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Antroplogi, Psikologi sosial,
Sejarah, Geografi, Ilmu politik, Ekologi dan Ilmu-ilmu sosial lainnya.
IPS berusaha mengintegrasikan bahan/materi dari cabang-cabangilmu
sosial dengan mengangkat permasalahan
sehari-hari di masyarakat sekelilingnya. IPS tidak sama dengan ilmu-ilmu sosial,
walaupun bidang perhatiaanya sama,yaitu hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya.Ilmu-ilmu sosial dipolakan untuk mengembangkan "human
knowledge" melalui penelitian, penemuan, eksperimen dan sebagainya, dengan
materi dan permasalahan yang kompleks. Sedangkan IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan
instruksional dengan materi-materi yang sederhana, menarik, mudah dimengerti
dan dipelajari serta bermanfaat bagi Peserta didik khususnya tingkat dasar
yaitu sebagai bekal hidup di lingkungan masyarakatnya.
Selain pengertian IPS di atas terdapat beberapa
definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli :
1. The Committee on the sosial studies of the
National Education Association’s and Recognization of Secondary Education in
1916, mendefinisikan IPS sebagai "ilmu yang mempunyai bahan-bahan pokok
yang langsung berhubungan dengan tata susunan masyarakat"
2. Menurut Jarolimek, 1967, dalam bukunya
mengemukakan bahwa studi sosial (IPS) itu adalah mengkaji manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan sosial dan fisiknya. Sedangkan Wesley lebih
memberikan tekanan dan membedakan IPS dengan ilmu sosial sebagai "those
portions of the social science selected for instructional purpose" (bagian-bagian
dari ilmu-ilmu sosial yang dipilih untuk tujuan pendidikan)
3. Dalam GBPP Sekolah Dasar, 1994. IPS adalah "Mata
pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan-bahan
kajian ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi dan sejarah".
4. Sedangkan dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi, 2004. Dikatakan bahwa "Pengetahuan Sosial merupakan mata
pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu social".
Dari pengertian diatas tampak jelas bahwa IPS terdiri
dari himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial yang diambil dari realita
kehidupan sehari-hari di masyarakat. Karena itu di sekolah anak didik
mempelajari ilmu sosial seperti sejarah,
geografi, ekonomi, antropologi, ilmu-ilmu sosial lainya secara sendiri-sendiri
tidak sesuai kenyataan dimasyarakat, sehingga dilihat dari sudut kepentingan
anak didik tidak banyak manfaatnya.
Selain itu materi pelajaran bagi anak Sekolah Dasar
dipilih materi pelajaran yang sesuai baik dilihat dari sudut kedewasaan anak
maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis anak didik, serta materi pelajarannya
dibuat secara terpadu.
B.
Hasil
Belajar
1.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada
dasarnya berkaitan pula dengan hasil
yang dicapai dalam belajar. Pengertian
hasil belajar itu sendiri dapat diketahui dari pendapat ahli pendidikan. Hasil belajar berasal dari kata hasil dan
belajar.
Agar tidak
menyimpang dari pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara per kata
terlebih dahulu. Belajar berasal dari
kata “ajar” mendapat awalan “ber” yang kemudian menjadi kata jadian “belajar”
mengandung makna proses belajar. Kata
belajar menunjuk arti apa yang harus
dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran, bukan sekedar menghapal, bukan pula sekedar
mengingat (Sardiman,1998:34). Belajar
pada dasarnya merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pengetahuan, pemahaman, dan sikapnya.
Hasil belajar dari
gabungan kata hasil dan kata belajar. Hasil belajar diartikan sebagai keberhasilan
usaha yang dapat dicapai
(Winkel,1998:162). Hasil belajar
merupakan keberhasilan yang telah
dirumuskan guru berupa kemampuan akademik. Winarno Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan nilai hasil
belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Hal tersebut berarti hasil belajar merupakan
hasil dari proses belajar. Dalam hasil
belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor (Sunaryo,1983:4).
Hasil belajar
seseorang diperoleh mulai
dari pengalaman langsung, kenyataan
yang ada di
lingkungan kehidupan seseorang
kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (Arsyhar ,
2011).
Syamsudin
(2002:156) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan perubahan yang
diharapkan terjadi pada perilaku dan pribadi siswa setelah mengalami dan
melalui proses belajar"
Sedangkan
Robert M. Gagne
(1988: 65) bahwa
“dalam setiap proses
akan selalu terdapat hasil nyata
yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang”
Soedijarto (2007:
49) mendefinisikan hasil
belajar adalah “tingkat
penguasaan yang dicapai
oleh pelajar dalam
mengikuti program belajar-mengajar sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan”
Sedangkan menurut
Hewindati dan Suryanto
(2007) mengemukakan bahwa hasil
belajar adalah:
“Suatu proses di mana suatu organisme
mengalami perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah
terjadi jika di dalam diri anak telah
terjadi perubahan, perubahan
tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai interaksi dengan
lingkungan”.
(sumber:http://idb4. wikispaces. com)
Berdasarkan
penjelasan para ahli
di atas yang
dimaksud dengan hasil belajar
adalah perubahan yang
terjadi setelah siswa
atau seseorang mengalami suatu
proses belajar yang
dilaluinya hingga periode
atau titik tertentu.
2.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
b. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar
adalah sebagai berikut.
1)
Kesehatan anak
2)
Rasa aman
3)
Kemampuan dan minat
4) Kebutuhan diri anak akan sesuatu
yang akan dipelajari (Rustiyah
NK,1995:123).
c. Faktor
eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi
hasil belajar adalah sebagai berikut.
1)
Lingkungan belajar, iklim, dan teman belajar.
2) Motivasi dari luar (Rustiyah
NK,1995:123).
C. Pengertian Media Pengajaran
Media Pengajaran memiliki bebrapa pengertian yang
hampir sama dengan alat pengajaran atau alat peraga. B. Suryo Subroto (1984)
berpendapat bahwa tiga macam sarana pendidikan yaitu alat pengajaran, alat
peraga dan Media Pengajaran.
Alat pengajaran merupakan alat bantu yang digunakan
secara langsung dalam pengajaran dan juga alat bantu pengajaran yang mudah
memberi pengertian kepada peserta didik. Digunakan sebagai perantara dalam
proses mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Media berasal dari bahasa latin "medium"
yang memiliki arti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi.
Secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke
penerima pesan. Sedangkan Buggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk
belajar, missal :buku,CD dan lain-lain.
Definisi media pendidikan (pengajaran)
menurut beberapa ahli :
1)
Gagne dan Reiser (1983 : 3)
Alat fisik dimana pesan instruksional dikomunikasikan
2)
Dijne Borman Rumumpuk (1988 : 6)
Setiap alat baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media
komunikasi dengan tujuannya untuk meningkatkan efektivitas belajar mengajar
Media Pengajaran secara umum yaitu segala alat
pelajaran yang digunakan guru sebagai perantara dalam menyampaikan bahan-bahan
instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian
tujuan pengajaran tersebut.
D. Media Gambar
Media
gambar untuk membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,
tidak terkecuali untuk anak-anak Sekolah Dasar. Secara umum fungsi media gambar
menurut Basuki dan Farida (2001: 42) yaitu:
1)
Mengembangkan kemampuan visual
2)
Mengembangkan imanijasi anak
3)
Membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau
peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas
4)
Mengeningkan kreativitas siswa
“Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas”. (Azhar
Arsyad,2002: 23). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jika penggunaan
media gambar tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan dan disertai dengan
penjalasan – penjelasan yang sesuai dan tepat yang dapat menunjukkan keadaan
yang digambarkan serta gambar dan penjelasan – penjelasan tersebut dapat
disajikan secara terorganisir, jelas dan spesifik, sehingga dapat digunakan
sebagai alat komunikasi dalam elemen – elemen pengetahuan dalam sebuah
pembelajaran, maka kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
Seperti
yang di kemukakan oleh Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc Donald and Al P. Mizell
(2003: 286) yang menyatakan bahwa :
Every
visual consists of number of elements presented in adeliberate arrangement.
There are three primery categories of design elements: visual, text, and
affective elements. Visual elements may include graphics, symbol, real object,
or organizational visuals. Text elements include all aspects of textual
presentation, ranging from the word choosen to the font style, colors, and size
used. Affective elements are those components of visual that can elicit a
response from the viewer, such as pleasure, surprise, or humor. Selecting and
arranging these elements appropriately result in effective display. Folling the
guidelines discussed here will assist you in creating clear and effective
visual.
Secara khusus gambar berfungsi pula untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi
fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan jika tidak digambarkan.
Maksud dari uraian diatas adalah bahwa dengan penggunaan media gambar, dapat
menarik perhatian, jika perhatian siswa sudah tertarik, maka siswa semangat
untuk belajar serta membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa dan
dapat menghidupkan pelajaran, sehingga dengan semangat belajar yang meningkat
dan disertai penggunaan media gambar yang tepat dan sesuai dengan materi dapat
dijadikan sebagai alat pengingat, maka hasil belajar siswa akan meningkat.
Menurut
Levie dan Lenz dalam bukunya Azhar Arsyad ( 2002: 16) menyatakan bahwa “Media
pembelajaran, khususnya media visual (gambar) mempunyai 4 fungsi yaitu
(a) fungsi atensi, (b) fungsi kognitif, (c) afektif serta (d) fungsi
kompentsatoris”.
“Media
visual (gambar) dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan kemampuan
visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak
terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan
dikelas”. (Angkowo dan A Kosasih, 2007: 28). Secara singkat dapat dikatakan
bahwa media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Kerangka Berfikir
Sebagaimana teori
yang dikaji tersebut di atas, bahwa media
memiliki fungsi untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yang disampaikan. Media berperan penting
dalam meningkatkan keberhasilan siswa
karena melalui penggunaan media siswa dapat mengamati, menaksir, dan
meramalkan berbagai hal baik
melalui indera penglihat, peraba maupun
pendengar.
Keterlibatan alat-alat indera menggairahkan siswa dalam belajar sehingga akan mudah terangsang untuk mencoba melakukan sesuatu hal yang diperlukan.
Dengan
pengembangan kemampuan visual, imajinasi serta penguasaan terhadap hal yang
abstrak, maka siswa secara tidak langsung dapat memperoleh pembelajaran yang
lebih bermakna karena siswa memperoleh pengetahuan yang telah disampaikan oleh
guru. Dengan begitu akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik SDN
Bugasur Kedalema I pada materi tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “melalui
penerapan media gambar maka hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri Bugasur Kedaleman I
Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang dalam mendiskripsikan tokoh kemerdekaan
Indonesia akan meningkat ”
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian
- Lokasi
Penelitian
Penulis mengadakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
IPS kelas V dengan materi tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan
di SDN Bugasur Kedaleman 1, Kabupaten Jombang dengan perincian sebagai berikut
:
1.
Tanggal 23 Pebruari 2013, pukul 09.30-10.50,
pelaksanaan pembelajaran IPS
2.
Tanggal 9 Maret 2013, pukul 09.30-10.50, pelaksanaan
perbaikan siklus 1
3.
Tanggal 16 Maret 2013, pukul 09.30-10.50,pelaksanaan
perbaikan siklus 2
4.
Teman sejawat, Retnaningsih S.Pd guru SDN Bugasur
Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
- Subjek
Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang dijadikan
sasaran untuk memperoleh kesimpulan hasil penelitian. Dalam penelitian ini,
yang menjadi subjek penelitian adalah Peserta didikkelas V SDN Bugasur
kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang semester 2 tahun pelajaran
2009/2010.
Secara keseluruhan peserta didik kelas V berjumlah 12 peserta
didik kondisi subjek penelitian ini diasumsikan relatif sama baik kemampuan
dasar, guru, kurikulum, metode, materi, asal lingkungan keluarga dan tempat
tinggal peserta didik.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action
research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan
siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan
dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara
ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang
diperlukan.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran
tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,
2003: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2003: 5) PTK adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan
tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru
(Mukhlis, 2003: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang
dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model
penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu
ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan
alur di atas adalah:
- Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan
penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
- Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang
dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa
serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran model pengajaran
terarah.
- Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan
berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
- Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil
refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya.
Observasi
dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub
pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat
dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
C. Prosedur Penelitian Siklus I
- Perencanaan
( Planning)
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan penulis adalah :
a.
Membuat skenario pembelajaran yang terdiri dari langkah-langkah
dalam pembelajaran yang berkaitan dengan perbaikan yang dilakukan pada
pembelajaran IPS kelas V Sekolah Dasar
dipaparkan pada kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam RPP
b.
Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
untuk melakukan tindakan perbaikan, termasuk mempersiapkan media pengajaran
yang berupa tabel nama-nama tokoh
c.
Menyusun RPP yang lengkap
d.
Melakukan simulasi dengan teman sejawat yang hasilnya
digunakan untuk memperbaiki RPP dan fasilitas belajar yang lebih baik
- Pelaksanaan
(Acting)
Tindakan dimulai dengan guru mengucap salam dan
dilanjukan dengan berdoa. Kemudian guru melakukan apersepsi berupa analogi
tentang pembangunan rumah dengan mengumpamakan peran tokoh-tokoh atau pahlawan
dalam persiapan kemerdekaan. Kemudian guru mengkomunikasikan tema dan tujuan
pembelajaran.
Guru menjelaskan tokoh-tokoh yang terlibat dalam
persiapan kemerdekaan, sambil tabel nama-nama tokoh yang terlibat dalam
persiapan kemerdekaan di papan tulis dengan bantuan peserta didik.
Sesekali guru mengajukan pertanyaan kepada peserta
didik untuk melihat apakah peserta didik paham akan materi yang diterangkan. Kemudian
peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi mengisi tabel
nama-nama tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan. Guru membagi peserta
didik menjadi 4 kelompok. Kemudian tiap-tiap kelompok menunjuk perwakilannya
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
Setelah itu, peserta didik mengumpulkan hasil diskusi
kelompok, kemudian peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang
telah diajarkan dan dilanjutkan dengan mengerjakan evaluasi yang diberikan
guru. Di akhir pembelajaran, guru mengucap salam dan memotivasi peserta didik
untuk belajar dirumah.
- Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrument
berupa tes pada lembar diskusi kelompok dan lembar evaluasi peserta didik. Pada
lembar diskusi kelompok, tiap kelompok disuruh mengisi tabel nama-nama tokoh
yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan. Jawaban benar skor maksimal 20
untuk mengisi nama atau peranan tokoh-tokoh
yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan. Pada lembar evaluasi, digunakan
instrument jenis tes. Tes yang digunakan yaitu tes subjektif terdiri atas 5
soal dengan skor maksimal 20 tiap soal.
Data-data tentang proses pembelajaran dilkumpulkan
oleh teman sejawat dengan mengisi instrument pengumpul data yang berupa lembar
obsevasi selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung.
- Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan penulis dalam kegiatan
tersendiri dengan teman sejawat setelah pembelajaran usai. Hasil refleksi
dicatat dan menghasilkan kesimpulan bahwa apabila belum mencapai tujuan
perbaikan pembelajaran yang ditetapkan maka akan dilaksanakan siklus 2.
D. Prosedur Penelitian Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, penulis melakukan
perancangan ulang yang akan diterapkan pada siklus kedua. Sebelum merevisi
rencana pembelajaran, terlebih dulu penulis membuat catatan-catatan
permasalahan yang muncul pada siklus 1.
1. Perencanaan ( Plnning)
Pada tahap ini, hal yang dilakukan peneliti adalah :
a.
Membuat langkah-langkah pembelajaran yang berkaitan
dengan perbaikan pembelajaran pembelajaran IPS kelas V SD yang
baru, dipapaparkan pada kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam RPP I
b.
Mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar tokoh-tokoh
yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan
c.
Menyusun RPP 2 secara lengkap
d.
Melakukan simulasi dengan teman sejawat yang hasilnya
dipakai untuk memperbaiki RPP dan fasilitas belajar yang lebih baik
2. Pelaksanaan (Acting)
Siklus 2 merupakan penyempurnaan siklus 1 sebagaimana
tertuang dalam rencana pembelajaran.
Proses pembelajaran dimulai dengan guru mengucap salam
dan berdoa bersama-sama. Kemudian guru melakukan apersepsi berupa tanya jawab
tenteng materi yang telah lalu. Kemudian guru mengkomunikasikan tema dan tujuan
perbaikan pembelajaran.
Guru memasang media yang berupa gambar tokoh-tokoh
yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan.Kemudian guru menjelaskan tentang
nama-nama dan peranan tokoh-tokoh yang
terlibat dalam persiapan kemerdekaan..Sesekali guru mengadakan tanya jawab
untuk melihat apakah peserta didik paham akan materi yang diterangkan.
Setelah itu, guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok untuk berdiskusi. Setelah itu, peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya masing-masing ke depan kelas secara bergantian.
Kemudian peserta didik mengumpulkan hasil diskusi
kelompok, peserta didik menyimpulkan materi yang telah diterangkan dengan
bimbingan guru, dilanjutkan dengan peserta didik mengerjakan evaluasi yang
diberikan guru. Di akhir pembelajaran,guru mengucap salam dan memotivasi peserta
didik untuk belajar dirumah.
3. Pengumpulan Data
Teknik dan instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data sama dengan siklus 1, baik pada lembar diskusi kelompok, lembar
evaluasi, dan lembar observasi yang diisi oleh teman sejawat.
4. Refleksi
Setelah pembelajaran usai, penulis melakukan refleksi
dengan teman sejawat. Berdasarkan data yang terkumpul penulis melakukan
penelahaan untuk mencari kekurangan-kekurangan yang masih terjadi.
Apabila pembelajaran pada siklus 2 ini telah mencapai
75 % peserta didik menguasai materi maka tidak perlu melakukan perbaikan
pembelajaran lagi.
E. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
diperoleh melalui observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa
dan guru, dan tes formatif.
F. Teknik Analisis Data
Analisi data dilaksanakan setelah
memperoleh skor. Skor yang diperoleh
masih berupa skor mentah. Untuk memperoleh nilai jadi, diperlukan beberapa
tranformasi skor ke dalam nilai standar yng mdipergunakan untuk memperoleh
nilai jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik penentuan patokan dengan
prosentase.
Adapun langkah – langkah analisis data sebagai berikut :
1. Menyusun distribusi frekuensi
2. Norma Pengujian
a.
Pembelajaran dikatakan berhasil jika 75 % peserta didik menguasai materi
b. Penggunaan media dikatakan berhasil jika
80 % lembar observasi diisi
dengan tanda centang pada kolom
“ya”.
3. Kriteria Penilaian
a. Evaluasi
Tabel
1
Kriteria
Penilaian Evaluasi
No.
|
Jumlah
Peserta
didik
Yang
menguasai
materi
|
Interval
Prosentase
Tingkat
Penguasaan
|
Nilai
Ubah Skala Huruf
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
10
- 12
7
- 9
5 - 6
3 - 4
0
- 2
|
88
% - 100%
66%
- 83%
44%
- 63%
22%
- 39%
0%
- 17%
|
A
B
C
D
E
|
Baik
Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
|
b. Observasi
Tabel
2
Kriteria
Penilaian Evaluasi
No.
|
Jumlah
aspek yang diisi tanda centang pada kolom” ya”
|
Interval
Prosentase
Tingkat
Penguasaan
|
Nilai
Ubah Skala Huruf
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
5
4
3
2
1
|
100%
80%
60%
40%
20%
|
A
B
C
D
E
|
Baik
Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
|
Hasil – hasil yang diperoleh akan
berupa temuan – temuan dilapangan yang selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk
melakukan perencanaan ulang untuk siklus kedua.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data
penelitian ini diperoleh melalui pengamatan terhadap proses penelitian yang
terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan,
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun hasil penelitian
dapat peneliti uraikan sebagai berikut:
Tabel I
Hasil Tes Pembelajaran Sebelum Penelitian
KKM = 70
No
|
Nama
peserta didik
|
Nilai
sebelum
perbaikan
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Riski Novita Sari
Ira Rosana
Devy Laraswati
Putri Rahmawati
Riskiana Aprilia
Riskiani aprilia
Aldo Febrian
Nila Rahmawati
Ferdy Ardianto
Nurul Hidayatul
Mar’atu Fadilah
Novi Dwi arianti
|
20
40
60
40
20
20
40
60
80
80
40
80
|
Belum tuntas
Belum tuntas
Belum tuntas
Belum tuntas
Belum tuntas Belum tuntas
Belum tuntas Belum tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum tuntas
Tuntas
|
- Hasil Penelitian Siklus I
Fokus perbaikan pada pembelajaran IPS kelas V
mendapatkan SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang semester 2
tahun pelajaran 2012/2013 pada materi tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam
persiapan kemerdekaan dititik beratkan pada media pengajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran.
Pada siklus 1, media yang digunakan adalah tabel nama-nama
tokoh dan peranannya dalam persiapan kemerdekaan, setelah melakukan perbaikan pembelajaran
siklus 1, penulis mendapatkan data-data baik dari lembar diskusi kelompok, lembar
evaluasi dan lembar observasi yang diisi oleh teman sejawat.
Data Hasil Diskusi Kelompok Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran IPS
Tabel 4
No.
|
Nama
Kelompok
|
Nama
Anggoata Kelompok
|
Nilai
Sebelum Perbaikan
|
Nilai
Perbaikan Siklus I
|
Ket
|
1.
|
Kelompok 1
|
1.
2.Ferdy
ardianto
3.Nurul
Hidayatul
|
40
|
80
|
|
2.
|
Kelompok 2
|
1.Ira Rosana
2.Devy
Laraswati
3.Putri Rahmawati
|
40
|
60
|
|
3.
|
Kelompok 3
|
1.Riski Novita sari
2.Riskiana Aprilia
3.Riskiani Aprilia
|
20
|
60
|
|
4.
|
Kelompok 4
|
1.Aldo Febrian
2.Nila
Nurhayati
3.Mar’atu
fadilah
|
40
|
60
|
Diagram Hasil Diskusi Kelompok Peserta
Didik
Pada Mata Pelajaran IPS
Diagram 1
Berdasarkan hasil diskusi kelompok peserta didik kelas
V SDN Bugasur Kedaleman I, hanya ada 1 kelompok yang bisa mengerjakan soal pada
lembar diskusi kelompok yaitu pada kelompok 1. Nilai diskusi kelompok sudah
mengalami peningkatan dari pembelajaran
sebelumnya. Tetapi masih belum bisa dikatakan berhasil karena hanya 1 kelompok
yang bisa mengerjakan soal pada lembar diskusi kelompok.
Data Hasil Evaluasi IPS Kelas V
SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang
Tabel 5
No.
|
Nama
Peserta
didik
|
Nilai
Sebelum Perbaikan
|
Nilai
Pada Siklus 1
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Riski Novita Sari
Ira Rosana
Devy Laraswati
Mar’atu fadilah
Riskiana Aprilia
Riskiani aprilia
Aldo Febrian
Nila Nurhayati
Ferdy Ardianto
Nurul Hidayatul
Putri Rahmawati
Novi Dwi arianti
|
20
40
60
40
20
20
40
60
80
80
40
80
|
20
80
80
60
40
20
40
80
100
80
60
100
|
Diagram Hasil Evaluasi IPS Kelas V
SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang
Diagram 2
Berdasarkan
hasil evaluasi peserta didik kelas V SDN Bugasur Kedaleman I pada mata
pelajaran IPS hanya 5 anak yang bisa menjawab dengan benar soal yang ada pada
lembar evaluasi atau hanya 44% dari keseluruhan peserta didik. Hasil evaluasi
ini menunjukkan bahwa proses perbaikan pembelajaran sudah mengalami peningkatan
dari sebelum perbaikan tetapi masih belum bisa dikategorikan berhasil karena
belum mencapai tingkat ketuntasan yaitu 75 % dari keseluruhan .
Data Hasil Lembar Observasi
Oleh Teman Sejawat
Tabel
6
No
|
Aspek
yang diamati
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1.
2.
3.
4.
5.
|
Apakah guru menggunakan media
dalam pembelajarannya ?
Apakah media yang digunakan guru sesuai dengan
materi ?
Apakah guru memaksimalkan
penggunaan media dalam pembelajarannya?
Apakah guru mengajak peserta
didik dalam penggunaan media?
Apakah media dapat membuat peserta
didik antusias dalam pembelajaran?
|
ü
ü
|
ü
ü
ü
|
Diagram Hasil Lembar Observasi
Oleh Teman Sejawat
Diagram 3
Berdasarkan
data yang diisi oleh teman sejawat pada lembar observasi, hanya 2 aspek yang
diisi tanda centang pada kolom "ya". Jadi penggunaan media pada
perbaikan pembelajaran dikatakan belum maksimal.
- Hasil Penelitian Siklus 2
Fokus perbaikan pembelajaran IPS kelas V ini, masih
pada media yang digunakan. Pada sikus 1, media yang digunakan adalah diagram
dan masih belum mencapai tingkat keberhasilan, maka pada siklus 2 ini media
diganti dengan gambar. Setelah perbaikan pembelajaran usai, penulis mendapatkan
data-data baik dari lembar diskusi kelompok, lembar evaluasi, maupun lembar
observasi yang diisi teman sejawat.
Data Hasil Diskusi Kelompok Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran IPS
Tabel
7
No
|
Nama
Kelompok
|
Nama
Anggota Kelompok
|
Nilai
Sebelum Perbaikan
|
Nilai
Perbaikan Siklus I
|
Nilai
Perbaikan Siklus II
|
1.
|
Kelompok 1
|
Ferdy
ardianto
Nurul
Hidayatul
|
40
|
80
|
100
|
2.
|
Kelompok 2
|
Ira Rosana
Devy
Laraswati
Putri
Rahmawati
|
40
|
60
|
80
|
3.
|
Kelompok 3
|
Riski Novita sari
Riskiana Aprilia
Riskiani Aprilia
|
20
|
60
|
60
|
4.
|
Kelompok 4
|
Aldo Febrian
Nila Nurhayati
Mar’atu
fadilah
|
40
|
60
|
80
|
Diagram Hasil Diskusi Kelompok Peserta
Didik
Pada Mata Pelajaran IPS
Diagram 4
Dari data
diatas ada 3 kelompok yang bisa mengerjakan lembar diskusi kelompok dengan
benar.Penguasaan materi telah memenuhi harapan yang ditentukan.
Data Hasil Evaluasi IPS Kelas V
SDN Bugasur Kedaleman I Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang
Tabel 8
No.
|
Nama
Peserta
didik
|
Nilai
Sebelum Perbaikan
|
Nilai
Pada Siklus 1
|
Nilai
Pada Siklus 2
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Riski Novita Sari
Ira Rosana
Devy Laraswati
Putri Rahmawati
Riskiana Aprilia
Riskiani aprilia
Aldo Febrian
Nila Rahmawati
Ferdy Ardianto
Nurul Hidayatul
Mar’atu Fadilah
Novi Dwi arianti
|
20
40
20
40
20
20
40
60
80
80
40
80
|
20
80
80
60
40
20
40
80
100
80
60
100
|
40
100
100
80
80
80
60
100
100
100
80
100
|
Diagram Hasil Evaluasi IPS Kelas V
SDN Bugasur kedaleman I Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang
Diagram 5
Berdasarkan data diatas, pada perbaikan siklus 2 ada 10 anak yang telah
menguasai materi atau telah ada 80% dari keseluruhan peserta didik
Data Hasil Lembar Observasi
Oleh Teman Sejawat
Tabel 9
No.
|
Aspek
yang diamati
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
Ya
|
tidak
|
|||
1.
2.
3.
4.
5.
|
Apakah guru menggunakan media
dalam pembelajarannya ?
Apakah media yang digunakan guru sesuai dengan
materi ?
Apakah guru memaksimalkan
penggunaan media dalam pembelajarannya?
Apakah guru mengajak peserta
didikdalam penggunaan media?
Apakah media dapat membuat
peserta didik antusias dalam
pembelajaran?
|
ü
ü
ü
ü
ü
|
Diagram Hasil Lembar Observasi
Oleh Teman Sejawat
Diagram 6
Dari data
lembar observasi yang diisi oleh teman sejawat ada 5 aspek atau semua aspek
telah diisi tanda centang atau dengan kata lain proses perbaikan pembelajaran
dengan fokus pada media telah 100% berhasil menurut teman sejawat.
B. Pembahasan
- Pembahasan siklus 1
Setelah proses perbaikan pembelajaran siklus 1 penulis
mengumpulkan data-data yang dijadikan dasar refleksi dan analisis. Data-data
didapat dari lembar diskusi kelompok, lembar evaluasi peserta didik dan lembar
observasi oleh teman sejawat.
Data-data yang telah di kumpulkan oleh penulis baik
dari lembar diskusi kelompok, lembar evaluasi, dan lembar observasi menunjukkan
bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus ini sudah mengalami peningkatan dari
sebelum perbaikan. Jumlah peserta didik yang menguasai materi meningkat dari 3
anak menjadi 5 anak.Prosentasenya juga mengalami peningkatan dari 33 % menjadi
44 %.
Peningkatan jumlah peserta didik yang bisa mengerjakan
evluasi belum bisa dikatakan berhasil karena belum mencapai 75 %.Proses
pembelajaran pada lembar observasi juga masih mencapai 44%.Hasil ini
menunjukkan bahwa penulis masih harus melakukan perbaikan pembelajaran lagi atau
membuat siklus 2. Penulis menitikberatkan pada media pengajaran.Siklus 1, media
yang digunakan hanya berupa tabel nama tokoh-tokoh yang terlibat dalam
persiapan kemerdekaan
Media yang digunakan sudah dapat meningkatkan
penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu
penulis menggunakan media yang lain yaitu media gambar.Media ini dirasa penulis
lebih dapat membuat peserta didik
tertarik pada pembelajaran.
- Pembahasan Siklus 2
Penulis mencoba mengumpulkan data-data yang telah didapat
selama proses perbaikan pembelajaran. Hasil refleksi dan analisis data yang
dilakukan penulis berdasarkan data-data yang dikumpulkan menunjukkan adanya
peningkatan nilai pada evaluasi peserta didik hasil diskusi kelompok dan
penilaian pembelajaran pada lembar observasi.
Peningkatan ini sudah pembelajaran yang berhasil
karena jumlah peserta didik yang bisa mengerjakan lembar evaluasi sudah
mencapai 80 % dan lembar observasi tentang penggunaan media yang diisi teman
sejawat sudah mencapai 100%.
Hasil ini menunjukkan proses perbaikan pembelajaran
menjelaskan tokoh-tokoh dan peranan
yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan di kelas V semester 2 SDN Bugasur
Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang dikatakan berhasil setelah
mencapai 2 kali siklus dengan menggunakan media gambar.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.
Simpulan
Dari hasil
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut::
1.
Penggunaan media pengajaran yang berupa gambar dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS di SDN Bugasur
Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
2.
Penggunaan media pengajaran dapat meningkatkan minat
atau perhatian peserta didik pada proses pembelajaran IPS di SDN Bugasur
Kedaleman I Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang
B.
Saran dan Tindak
Lanjut
Berdasarkan hasil
dan kesimpulan dalam penelitian ini dianjurkan bagi pengajar IPS kelas V SD
sebagai berikut :
1.
Agar hasil belajar peserta didik mencapai hasil yang
optimal.guru IPS SD hendaknya menggunakan media pengajaran
yang berupa gambar.
2.
Agar peserta didik memiliki minat atau perhatian pada proses pembelajaran IPS SD
hendaknya guru menggunakan media pengajaran yang berupa gambar.
3.
Dalam penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran perlu ditunjang persiapan yang cukup matang, sehingga guru
harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa menggunakan
media gambar dalam proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru
hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau
dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan
baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar